|
Gambar : kompasiana.com |
Kesehatan gigi dan mulut sering kali
diabaikan oleh masyarakat. Rendahnya kesadaran dalam merawat kesehatan gigi
mulut merupakan salah satu penyebab dari penyakit gigi dan mulut pada
masyarakat Indonesia.
Setiap orang akan mempunyai 1 set gigi susu (sejumlah 20 buah), dan
akan digantikan dengan 1 set gigi tetap (sejumlah 32 buah), yang
merupakan gigi terakhir yang akan digunakan seumur hidup.
Gigi susu berguna untuk menuntun tumbuhnya gigi tetap, sebelum gigi susu
tersebut tanggal sesuai dengan waktunya. Bila gigi susu tanggal sebelum
waktunya, gigi tetap akan tumbuh, namun tidak pada tempatnya dan menyebabkan
letak gigi tidak beraturan/menumpuk dengan gigi lainnya. Oleh
sebab itu gigi susu juga harus dijaga supaya tidak berlubang..
Proses tumbuh kembang rahang anak akan terganggu apabila masalah terjadi
karena perilaku atau kebiasaan buruk yang tidak terpantau orang tua. Saat anak sudah mulai sadar dan memperhatikan penampilan, apabila terdapat
kerusakan pada gigi akan mempengaruhi rasa percaya diri anak, sehingga enggan
untuk membuka mulut saat berinteraksi dengan teman-teman sebayanya.
Berikut ini adalah beberapa masalah gigi dan mulut pada anak yang paling
sering dialami :
1. Gigi tumbuh
Biasanya, pada proses gigi tumbuh anak akan memproduksi banyak air liur.
Sudah tentu ia akan merasa tak nyaman pada bagian gusinya. Dan jika
diperhatikan akan terlihat adanya kemerahan dan sedikit bengkak.
Pada pertumbuhan gigi susu, tingkah anak yang suka menggigit atau mengunyah
benda keras adalah usaha alami untuk membantu jalan keluarnya pertumbuhan gigi.
Anak dapat dibantu dengan pereda nyeri apabila ia susah tidur dan tidak mau
makan. Namun, untuk pemberian obat apa pun sebaiknya konsultasikan dulu kondisi
anak ke dokter.
2. Sariawan
Ketika belum memiliki gigi susu, anak
pasti mengonsumsi makanan lunak atau cair. Ketika anak belum memiliki gigi, tak
jarang orang tua berasumsi bahwa membersihkan rongga mulut anak dirasa tak
perlu. Padahal, ini sangat penting karena gusi anak yang rentan dan lidahnya
dapat menjadi sarang bakteri atau jamur. Jika ini terjadi, dapat timbul masalah
seperti sariawan yang kemunculannya akan sangat mengganggu anak akibat adanya lesi di mulut.
Aktivitas anak pun jadi terganggu.
3. Gigi berlubang
Apabila sejak kecil anak sudah dibiasakan untuk dibersihkan rongga mulut
lidah dan giginya, maka sebenarnya tidak ada alasan untuk terjadi lubang gigi,
apalagi gigi gerepes. Lubang gigi ini disebut juga dengan karies gigi. Anak
kecil memang lebih rentan mengalami gigi berlubang. Dengan hanya mengalami
penurunan pH sedikit (6,5) pada mulut, anak dapat mengalami masalah lubang
gigi.
4. Radang gusi
Radang gusi sering terjadi pada balita yang
mengalami kekurangan vitamin C atau perawatan gigi yang buruk. Biasanya radang
gusi ditandai dengan adanya gusi berdarah dan sariawan. Untuk mencegah
terjadinya kondisi ini, pastikan asupan nutrisi anak tercukupi sekaligus
menjaga kebersihan mulutnya. Pada rongga mulut anak juga bisa terbentuk karang
gigi. Oleh karena itu, pemeriksaan berkala dan pembersihan karang gigi juga penting
untuk anak.
6. Gigi maju (tonggos)
Banyak kebiasaan buruk pada anak yang dapat menyebakan masalah gigi
tonggos, seperti mengisap jari, bibir bawah, atau menggunakan dot hingga usia
lebih dari 3 tahun. Ketiganya berkontribusi terhadap meningkatnya risiko gigi
tonggos. Tekanan ketika mengisap akan terdistribusi pada langit-langit mulut,
sehingga menyebabkan gigi terdorong ke depan.
Jika kebiasaan buruk tersebut bisa cepat dihentikan, masih ada kemungkinan
posisi gigi akan baik dengan sendirinya (self-correction). Namun, jika
kebiasaan buruk ini terus dilakukan, maka gigi yang terdorong ini akan sulit
untuk kembali ke posisi semula. Bukan tak mungkin gigi tersebut justru akan
membutuhkan perawatan khusus ortodontik.
7. Susunan gigi tidak rapi
Selain herediter (menurun secara genetik
dari orang tua), masalah gigi dengan susunan tidak rapi juga dapat disebabkan
apabila ada gigi susu yang tanggal lebih dulu. Ruangan bekas gigi yang dicabut
harus tetap dipertahankan untuk tempat pertumbuhan gigi tetapnya nanti.
Biasanya, dokter gigi akan membuatkan space maintaner untuk
memastikan ruang tersebut terjaga.
Pertumbuhan dari gigi ini akan memengaruhi bentuk rahang. Demikian pula
untuk gigi susu yang persisten (tidak mau tanggal,) gigi tetap bisa terpaksa
keluar ke arah yang tidak semestinya sehingga pertumbuhan gigi anak terlihat
berjejal. Gigi susu yang persisten ini perlu bantuan dokter gigi untuk
mencabutnya, sehingga posisi dari gigi tetap akan tumbuh ke arah yang
semestinya.
Untuk terhindar dari masalah-masalah diatas dapat dicegah dengan cara
sebagai berikut :
1. Menyikat gigi secara benar dan teratur
Perlu untuk membiasakan anak menyikat gigi secara rutin minimal 2 kali
setiap hari, terutama sebelum tidur agar kesehatan gigi terjaga dengan baik.
Usia yang tepat untuk mengajarkan sikat gigi yang benar, saat anak berusia sampai 3 tahun. Anak juga perlu didampingi menyikat gigi (untuk mendukung
kemampuan motoriknya) hingga usia 8 tahun.
2. Menghindari konsumsi makanan dan minuman
dengan konsentrasi gula yang tinggi (permen. dodol, coklat, minuman bersoda, es
krim) dan membiasakan konsumsi makanan yang mengandung pH netral (keju,
kacang-kacangan, buah sayuran). Selain itu, banyak mengkonsumsi air putih juga
salah satu tindakan yang mempengaruhi kualitas air liur agar membantu self
cleansing rongga mulut.
3. Orang tua juga diwajibkan untuk membawa
anak ke dokter gigi secara rutin minimal 6 bulan sekali. Rutinitas ini perlu
agar orang tua mendapatkan edukasi tentang tindakan preventif pada gigi anak,
tindakan kuratif atau penanganan gigi yang telah berlubang dan anak dapat
beradaptasi dengan ruangan dokter gigi sejak sedini mungkin agar kelak tidak
merasa takut untuk ke dokter gigi.
Peran orang tua sangat besar dalam memastikan kesehatan gigi dan mulut anak di masa perkembangannya. Memang ada banyak sekali yang perlu diperhatikan. Tapi percayalah akan sangat sepadan, karena anak akan mendapatkan senyum yang sehat ketika ia tumbuh besar dan dewasa.
Sumber :
https://telemed.ihc.id/artikel-detail-432-Tips-Menjaga-Kesehatan-Gigi-Dan-Mulut-Anak.html
https://dinkes.surakarta.go.id/menjaga-kesehatan-gigi-dan-mulut-sejak-dini/
https://www.klikdokter.com/info-sehat/gigi-mulut/7-masalah-gigi-dan-mulut-yang-sering-dialami-anak-anak